Saipan, Aksi Bunuh Diri Massal Warga Jepang Saat Perang Dunia II



Aksi bunuh diri massal terbanyak didunia pada abad ke-20 mungkin adalah sebuah aksi jatuhnya banyak korban jiwa bunuh diri massal akibat kejatuhan Jerman pada perang dunia ke-2 dan juga aksi bunuh diri yang dilakukan di kota Jonas. Namun kedua peristiwa aksi bunuh diri massal tersebut dalam hal jumlah dan kengerian yang dilakukan masih kalah oleh aksi yang dilakukan oleh para penduduk jepang di pulau Saipan pada masa perang dunia ke-2.

Walaupun penduduk Jepang bukanlah penduduk asli pulau Saipan, namun lebih dari satu generasi mereka telah menghuni pulau tersebut. Diperkirakan terdapat sekitar 25 000 jiwa penduduk sipil yang mendiami pulau tersebut saat pasukan Amerika mendarat di Saipan pada bulan Juni 1944. Setelah bertempur selama 1 bulan melawan tentara Jepang yang ditempatkan dipulau tersebut, tentara Amerika berhasil mengalahkan pasukan Jepang dan mereka menawan tentara Jepang yang masih hidup sekaligus memindahkan mereka beserta warga sipil Jepang ke bagian utara pulau tersebut. Seperti yang terjadi disetiap perang, tentara musuh yang kalah akan ditangani secara manusiawi begitu juga para penduduk sipil yang mendiami pulau tersebut.

Namun di Saipan terdapat 2 masalah, pertama adalah kemungkinan pihak Jepang yang akan melawan terus hingga mati dan tidak membiarkan pihak Amerika untuk menawan baik itu tentara maupun warga sipil dan aksi Banzai (bunuh diri) terbesar selama perang dunia ke-2 adalah terjadi di Saipan dimana 4 ribu tentara Jepang menempuh cara ini. Dan jika hal ini dirasa belum cukup, perintah langsung diberikan oleh Kaisar Hirohito yang memerintahkan agar para penduduk sipil dipulau tersebut untuk melakukan aksi bunuh diri daripada harus ditangkap hidup-hidup. Walau setelah perang dunia berakhir perintah ini dianggap palsu, namun tampaknya berbagai bukti mendukung bahwa perintah tersebut dikeluarkan oleh Kaisar Hirohito.

Yang kedua adalah kemungkinan adanya aksi brutalisme yang dilakukan oleh tentara Amerika dimedan pertempuran Asia Pasifik. Jika tentara Amerika menemukan sebuah bunker perlindungan bawah tanah yang kadang menjadi tempat penampungan para pengungsi, mereka tanpa bertanya apakah itu warga sipil atau militer mereka menghanguskan bunker-bunker dengan penyembur api (Flame Thrower) yang menyebabkan ketakutan warga sipil terhadap tentara Amerika. Selain itu kurangnya simpati terhadap Jepang yang kemungkinan disebabkan aksi Jepang yang menyerbu pangkalan militer Amerika di Pearl Harbour seperti yang terdapat dibeberapa dokumen militer Amerika.

Kemungkinan kedua faktor diatas yang menyebabkan ketika marinir Amerika memaksa para penduduk Jepang pindah ke bahagian utara dimana ribuan warga jepang dikumpulkan yang akhirnya menjadi sebuah bencana besar bagi kemanusiaan. Amerika sebenarnya melalui Loudspeaker dan para marinir Amerika telah menawarkan makanan dan pengawalan bagi para warga sipil untuk pindah kebagian utara pulau. Tapi banyak warga sipil yang tidak tertarik dan terlalu takut untuk mendengarkan, selain itu mungkin mereka mendapat perintah langsung dari Kaisar untuk tidak menjadi tawanan hidup-hidup. Akhirnya terjadilah aksi ekstrim yang dilakukan oleh para warga sipil tersebut, banyak diantara mereka yang melompat terjun kelaut dari sebuah tebing atau melakukan tindakan bunuh diri menggunakan pisau atau menggunakan granat yang mereka dapatkan dari tentara Jepang.

Namun kebanyakan dari mereka melakukan aksi bunuh diri meloncat ke laut dari sebuah tebing yang kini menjadi sebuah tempat objek wisata yang banyak dikunjungi para tourist.

Ada film dan dokumentasi photo yang diambil oleh marinir Amerika yang mengabadikan aksi bunuh diri massal mengerikan yang dilakukan oleh warga sipil Jepang dibagian utara pulau Saipan.


Berapa banyak orang yang meninggal dalam aksi bunuh diri massal tersebut? seperti yang sudah disebutkan terdapat sekitar 25 000 warga sipil mendiami pulau Saipan, dan merujuk pada kematian angka 22000 merupakan angka yang diperkirakan terjadi walaupun angka ini sangat mustahil merujuk kepada jumlah yang begitu besar.

Walaupun begitu dalam segala hal, terbunuhnya warga sipil baik sengaja maupun tidak sengaja akibat tindakan militer Amerika yang berusaha untuk menguasai pulau tersebut merupakan sebuah tragedy kemanusiaan. Pejabat militer Amerika memperkirakan terdapat sekitar 13000 tahanan sipil yang melakukan aksi bunuh diri dan 10000 diantaranya melakukan aksi bunuh diri dengan cara terjun dari tebing dan 3 ribu lainnya dengan cara yang berbeda diseluruh pulau tersebut.

Perang walau dengan apapun dan cara apapun dan maksud apapun tidak pernah memberikan suatu alasan yang cukup baik untuk sebuah aksi kemanusian walaupun berdasarkan atas nama kemanusiaan dan pembebasan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Foto Jadul Band Rock Indonesia Tahun 70-an

Dibalik Kisah Terusan Panama "Si Pembelah Benua"

Misteri Dibalik Lagu Queen - Bohemian Rhapsody